RSS

Minggu, 17 Maret 2013

Mengenal Alat Tradisional Pertanian

Mengenal Alat Tradisional Pertanian


Pulau Bali, pulau kecil munggil nan unik dengan segala keindahan panorama alam nya, dengan keunikan budayanya telah berhasil memikat hati para wisatawan di dunia. Berbicara soal keindahan panaroma Alam Bali, Keunikan Budaya Bali dan Pesatnya Pariwisata Bali kita tidak bisa terlepas dari sebuah dunia yang disebut Pertanian Bali. Pertanian di bali memiliki pertalian yang erat antara Budaya, Agama, Alam Bali dan Pariwisata di Bali.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertanian di bali adalah adalah sesuatu hal yang sangat kompleks sekali karena selalu bersentuhan dengan sektor yang lainnya, Sebagai contoh Sistem Subak yang sangat terkenal dan mendunia ini. Sistem Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur tata kelola sistem pengairan persawahan di bali yang menerapkan konsep "Tri Hita Karana" yakni sebuah konsep harmonisasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, Lingkungan/alam dan manusia itu sendiri.
Dalam hal ini di sektor pertanian kita akan membahas  mengenai alat tradisional pertanian yang selama ini di gunakan dalam menunjang usaha pertanian di bali.

I. PERALATAN PENGOLAHAN LAHAN
1. PERALATAN METEKAP / MEMBAJAK SAWAH
Metekap adalah istilah orang bali dalam  membajak sawah mereka, peralatan tradisional yang mereka pakai terdiri dari "UGA" ditaruh pada leher kedua ekor sapi yang kemudian di ikat pada "TENGALA" dan "LAMPIT" yang berfungsi untuk membajak sawah.


2. TAMBAH/CANGKUL/PACUL

"Tambah" dalam istilah bali atau Cangkul atau pacul adalah satu jenis alat tradisional yang digunakan dalam pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali, membersihkan tanah dari rumput atau pun untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan hingga kini. Pekerjaan yang lebih berat biasanya menggunakan bajak. Cangkul biasanya terbuat dari kayu dan besi.

3.  PETAKUT / ORANG-ORANGAN SAWAH
Petakut / orang orangan disawah biasanya dibuat dari batang bambu yang di bungkus dengan jerami hingga dibuat mirip seperti orang yang berada di tengah sawah, dengan tujuan untuk menghalau burung agar takut memakan biji padi yang sedang menguning.

4. RANGGON 
Ranggon merupakan gubuk yang berada di tengah lahan persawahan, biasanya digunakan sebagai tempat berteduh, tempat peristirahatan sejenak para petani selepas kesibukan di pematang sawah, ranggon juga biasanya digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan pertanian oleh para petani.

II. PERALATAN PANEN
1. ANI-ANI / KETAM
Ani-ani atau ketam adalah sebuah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi. Dengan ani-ani tangkai bulir padi dipotong satu-satu, sehingga proses ini memakan banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda dengan penggunaan sebuah  arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong.

2. ARIT / SABIT
Arit adalah alat pertanian untuk memotong padi di sawah dan merupakan alat pertanian yang penting bagi petani. Terbuat dari besi bertangkai, dibuat sedemikian rupa agar mudah dipakai. Matanya membentuk bulan sabit, karena itu disebut sabit. Dahulu sebagian besar arit merupakan hasil industri rumah tangga. Arit dibuat dan besi atau baja bekas yang ditempa secara tradisional menjadi berbentuk bulan sabit, lalu diberi gagang dari kayu. Arit bagi petani merupakan alat serbaguna, untuk memotong rumput makanan ternak dan membersihkan ladang, digunakan untuk mengiris manggar kelapa atau enau yang akan disadap niranya. Juga banyak digunakan untuk menuai padi karena dianggap lebih efektif dari pada ani-ani.
Jenis dan ragam arit juga banyak, tergantung kebutuhan dalam menggunakannya, mulai dari yang kecil hingga yang besar, Seperti Arit Pengaritan rumput, pengaritan padi yang matanya bergerigi, hingga arit penyalah dan caluk yang ukurannya lebih besar yang digunakan untuk memotong dahan yang keras dan lebih besar. 

3. GEREJAG/GEBOTAN 
Gerejag/Gebotan merupakan alat yang dipakai petani dalam proses panen di sawah, dimana alat ini berfungsi melepas biji padi dari tangkainya, dengan cara tangkai padi di ayunkan di gebotan sehingga biji padi bisa terlepas dari tanggkainya.

4. KERANJANG
Keranjang Merupakan alat untuk menampung hasil pertanian seperti buah, sayuran dan bisa juga digunakan untuk menampung rumput untuk ternak sapi para petani.


III. PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN HASIL PANEN
1. GELEBEG
Gelebeg / Lumbung Padi merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil panen, dahulu kala petani tidak pernah menjual seluruh beras produksi mereka kepada tengkulak, melainkan menyimpan padi hasil panen mereka di sebuah tempat yang disebut Gelebeg/jineng atau lumbung padi.

2. KETUNGAN, LESUNG & ELU
Alu merupakan alat pendamping lesung atau Ketungan dalam proses pemisahan sekam dari beras. Biasanya alu dibuat dari kayu. Bentuk alu memanjang seperti tabung dengan diameter sekitar 7 cm (tergantung besarnya lesung). Alu digunakan sebagai penumbuk gabah, sehingga beras terpisah dari sekam secara mekanik.

3. NYIU / TAMPI 
Nyiu / Tampi merupakan alat tradisional dari anyaman bambu yang berbentuk bundar, biasa digunakan untuk menampi padi atau beras dalam memisahkan latah/antah/amapas kulit padi dengan bantuan angin diayunkan dan ditiup sehingga antah bisa dipisahkan dari beras, juga bisa dipakai untuk menjemur.

4. PAON

Paon / tungku dapur bali ini berfungsi sebagai tempat memasak hasil olahan pertanian di bali, bahan bakar dari tungku ini biasanya menggunakan kayu bakar. Kelengkapan di paon / dapur biasanya terdapat cublukan, kuskusan, kekeb, penggorengan, Sok Nasi, Ingka dan lain sebagainya selayaknya alat dapur lainnya.


IV. ALAT LAINNYA
1. KULKUL
Kulkul atau Kentongan merupakan alat komonikasi tradisional antar anggota masyarakat di bali yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu atau bambu, yang mana pada bagian tengahnya terdapat lubang memanjang. Ada empat jenis kulkul yang dikenal masyarakat Bali yaitu : Kulkul Dewa, Kulkul Bhuta, Kulkul Manusa, dan Kulkul Hiasan. 
Kulkul Dewa adalah kulkul yang digunakan saat upacara Dewa Yadnya. Kulkul Dewa dibunyikan apabila akan memanggil para dewa. Kulkul Bhuta adalah kulkul yang digunakan saat upacara Bhuta Yadnya, Kulkul Bhuta dibunyikan apabila akan memanggil para Bhuta Kala guna menetralisir alam semesta sehingga keadaan alam menjadi aman dan tenteram. Kulkul Manusa adalah kulkul yang digunakan untuk kegiatan manusia, baik itu rutin maupun mendadak. Kulkul Hiasan disebut karena kulkul ini diberi hiasan-hiasan untuk menambah keindahannya. Biasanya kulkul ini dianggap sebagai barang antik oleh wisatawan yang datang ke pulau Bali, sering dijadikan oleh-oleh atau buah tangan.

2. TIKA / KALENDER BALI
 Tika merupakan Sejenis Kalender bali yang terbuat dari papan kayu yang dilengkapi dengan pahatan garis bernetuk kotak-kotak lengkap dengan simbol, dalam tika menggunakan model penanggalan Tahun Caka, Pawukon (WUKU), dan Wewaran. digunakan dalam menentukan musim tanam dalam pertanian.

3. KERONCONGAN SAPI
Keroncongan Sapi / Genta Sapi merupakan bandul dari kalung sapi yang terbuat dari kayu yang sudah tua, apabila sapi berjalan maka dari Keroncongan sapi ini akan keluar suara.

1 komentar:

balibagus mengatakan...

Wah mantap artikelnya . Terimaksih semoga bisa berbagi

bali-nasa.blogspot.com

Posting Komentar